Welcome

Kamis, 17 November 2011

Iva Tewas Lindungi Bayinya dari Kobaran Api

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Usia Nia Rahmatullailiyah baru dua bulan, namun ia harus menerima kenyataan pahit ditinggal ibunya, Iva Kurniawati (25) untuk selama-lamanya.
Nia merupakan bayi yang selamat dari kobaran api di Jl Raya Lontar 60, Selasa (15/11/2011) lalu. Saat itu, Nia didekap ibunya, Iva Kurniawati dan neneknya, Uripah di dalam kamar mandi hingga api berhenti berkobar. Beberapa saat setelah api padam, nyawa Iva akhirnya tak dapat diselamatkan.
Sulimah, wanita yang kini merawat Nia mengatakan kondisi Iva lemah sebelum kebakaran ini. Bahkan Iva juga pernah mengalami sesak nafas. “Waktu

Ending Kisah Saddam, Osama & Khadafi



Jakarta - Sejak peristiwa peledakan gedung WTC (World Trade Center atau Menara Kembar), 11 September 2001, pelakunya sering dihubungkan dengan orang yang beragama Islam (Muslim).

Kini, citra Muslim di mata dunia identik dengan kekejaman, kebencian, kekerasan, dan kekacauan. Apalagi para pemimpin Muslim (orang yang beragama Islam) kerap dibenci, diejek, dikutuk, dan dituduh diktator serta otoriter.

Seperti dicontohkan Akbar S Ahmed, antropolog Muslim dan dosen di Amerika Serikat, para pemimpin Muslim kerap dikaitkan dengan tokoh-tokoh jahat dalam karya Walt Disney; misalnya nama Khomeini (tokoh revolusi Iran) diubah menjadi "Kho Maniac (gila)", Kadafi (presiden Libya) menjadi "Wacky (aneh) Kaddafi", dan Arafat (presiden otoritas Palestina dan pemimpin PLO) menjadi "Yucky (jijik) Arafat".

Semua itu, menjadi alasan (dalih) pembenaran buat negara Barat; Amerika, Inggris, Perancis, Itali, dan NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau OTAN dalam bahasa Prancis (l'Organisation du Traite de l'Atlantique Nord) untuk menyerang (invansi militer) negara yang mayoritas berpenduduk Muslim, seperti Afganistan, Irak, dan Libya.

Kendatipun, misalnya Barack Hussein Obama, setelah dilantik menjadi presiden Amerika Serikat (AS) dan berkunjung ke Mesir serta berpidato secara empatik mengenai Islam dan kaum Muslim.

Perbuatan Obama terhadap pemimpin Islam, seperti membuang jasad Osama bin Laden ke laut, rencana Amerika memveto hak Palestina menjadi anggota PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), dan terakhir keterlibatan Amerika dan NATO mendukung oposisi Libya, yang akhirnya membunuh presiden Muammar Khadafi.

Menunjukkan dan menjadi bukti, tindakan Obama tidak sesuai dengan isi pidatonya waktu di Mesir, tahun 2009. Perlakuan seperti itu adalah sikap zalim (melampaui batas) dan kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh seorang presiden dan sekutunya, terutama jika ditilik dari pengamatan (cara pandang) seorang Muslim.

Sewaktu runtuhnya gedung WTC, beberapa televisi Barat memberitakan sekelompok Muslim di beberapa negara Muslim bergembira dan bersorak-sorai menyaksikan gendung WTC roboh.

Oleh banyak pengamat dan analis Barat, kegembiraan sebagian masyarakat Muslim itu disimpulkan sebagai bahan (argumentasi) bahwa Islam terorisme dan benci Barat; Amerika. Penulis Amerika lain, semisal Robert Spencer mengatakan pemerintahan dan tokoh Muslim tidak mengecam peristiwa peledakan gedung WTC menjadi bukti lain bahwa doktrin Islam sarat dengan kekerasan.

Lalu, apa yang terjadi di Barat, Amerika dan Sekutunya, saat Saddam Hussein (mantan presiden Irak), Osama bin Laden (Pemimpin Al-Qaida), dan Muammar Kadafi (presiden Libya) dibunuh? Banyak warga negara Barat (Amerika dan sekutunya) menyambut kematian para pemimpin yang beragama Islam itu dengan gembira serta menenteng bendera negaranya (Barat) sebagai simbol kemenangan.

Tidak ketinggalan, para tokoh dunia pun memberi komentar lega setelah kematian tiga pemimpin Muslim (Saddam, Osama, dan Khadafi) itu, khususnya Khadafi. Presiden AS Barack Obama mengatakan, "Peristiwa tewasnya Khadafi menunjukkan betapa hebatnya serangan yang dilakukan NATO"”.

Menlu AS, Hillary Clinton, girang. "Wow..! Khadafi ditangkap". Kata Hillary, sesaat membaca pesan singkat melalui ponselnya, Kamis (20/10/2011). "Libya bisa bergerak maju dari permasalahan jika Muammar Khadafi dibunuh," tutur Hillary.

Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon berkomentar, "Hal ini, awal Libya yang baru". Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy menilai, "Kematian pemimpin otoriter Khadafi membuka lembaran baru bagi rakyat Libya dan menandakan dimulainya proses demokrasi".

Presiden Rusia, Dmitry Medvedev juga berkomentar, "Rakyat Libya harus menentukan nasib mereka sendiri pasca Khadafi". Menteri Luar Negeri Italia, Franco Frattini, mengatakan, "Jika benar Khadafi tewas, ini kemenangan besar bagi rakyat Libya".

Negara Barat, terutama NATO benar-benar bersatu, satu kata untuk memusuhi, mengecam, bahkan membunuh orang yang dianggap menjadi musuh bersama (sekutu) mereka. Bahkan, komentar dan kutukan (perlakuan) mereka terhadap yang sudah mati, tetap sama.

Hanya Presiden Venezuela, Hugo Chavez, sahabat Khadafi yang tetap setia dan menyatakan kemarahannya atas kematian pemimpin Libya, Muammar Khadafi. Ia berpendapat, Khadafi adalah seorang pejuang yang rela berkorban sampai titik darah penghabisan.

"Mereka (NATO) membunuh Khadafi. Kita akan mengingat seluruh kehidupan Khadafi sebagai seorang pejuang besar, seorang revolusioner dan martir," kata Chavez. Dan Uni Afrika yang selama ini akrab dengan Khadafi memilih bungkam atau tidak berkomentar ihwal tewasnya Khadafi.

Sekarang, bagaimana tanggapan kita, sebagai Muslim saat menyaksikan, mendengar, atau membaca di surat kabar tentang kematian para pemimpin Muslim, seperti Saddam Hussein, Osama bin Laden, dan Muammar Khadafi yang tidak manusiawi? Kita sering memilih sikap diam, tidak berkomentar, atau menyimpannya dalam hati. Sebagaimana halnya yang ditunjukkan sebagian besar para pemimpin/kepala negara Muslim, memilih bungkam, tidak berkomentar.

Mungkin, karena ada kekhawatiran jika menunjukkan empati terhadap kematian Saddam, Osama, dan Kadafi, takut dicap otoriter dan pro (memihak) fundamentalisme atau terorisme. Singkatnya, kita waswas dicap musuh Barat dan antidemokrasi.

Terlepas, dari setuju atau tidaknya kita dengan sistem/pola/gaya kepemimpinan Saddam Hussein (mantan presiden Irak), Osama bin Laden (pimpinan organisasi Al-Qaida), dan Muammar Khadafi (presiden Libya).

Mestinya, sebagai orang Muslim (sesama Muslim), para pemimpin Muslim tetap harus dikoreksi dan dinasihati saat khilaf, sebagaimana dianjurkan dalam Al-Quran, Surah Al-Asri; saling menasihati dalam kebenaran. Atau kalau mereka terbukti bersalah, mesti melalui proses hukum yang adil, bukan dengan jalan membunuh secara brutal.

Malang, nasib tiga pemimpin (Saddam, Osama, dan Khadafi) diperlakukan secara sewenang-wenang, tanpa melalui jalur hukum yang berkeadilan. Bukan hanya kematian mereka yang tragis, melainkan juga cara memperlakukan jasad (tubuh) mereka yang sudah tidak bernyawa.

Nyawa Saddam Hussein misalnya berakhir di tiang gantungan setelah mengikuti proses hukum yang cacat dan dikendalikan pihak pemerintah Irak dan sekutunya. Lalu, Osama bin Laden diciduk dan dibunuh pada malam hari di Pakistan, melalui operasi rahasia militer (Navy SEAL) Amerika.

Anehnya, jasad Osama dibuang ke laut karena menurut pihak Amerika, tidak ada negara yang bersedia menerima pemakaman Osama di darat, termasuk Arab Saudi, asal negara Osama.

Terkini, Muammar Khadafi setelah ditangkap, ditembak, dipukuli, bahkan dikeroyok tentara oposisi. Padahal, sebelum kematiaannya, Khadafi memohon pada para penangkapnya, "Anakku, tolong jangan bunuh aku"!

Sebagaimana Khadafi menyurati Barack Obama, dengan sebutan, "Anakku"! Ternyata, permintaan presiden yang memerintah Libya selama empat puluh dua tahun itu tidak digubris oleh anak bangsanya sendiri, apalagi Obama. Khadafi telah tewas. Kini, tinggal pemakamannya pada suatu daerah (tempat) yang dirahasiakan.

Haruskah, begitu cara kita memperlakukan para pemimpin Muslim atau bangsa, bagaimanapun, sedikit–banyaknya, mereka telah berupaya membuat sejarah bangsanya yang berdaulat dan berkelanjutan?

Bukankah membunuh mereka secara keji atau memberi izin pihak lain ikut campur dalam urusan negara kita, justru kian menunjukkan atau mempertontonkan pada dunia betapa buruknya potret masyarakat kita sebagai Muslim?

Alasan Mengapa Saat Bersin Mata Kita Selalu Merem


Pernahkah anda sadar bahwa hal ini anda lakukan setiap anda bersin? Yaitu memejamkan mata alias merem. Yup... Setiap kali kita bersin maka mata kita akan terpejam dengan sendirinya tanpa harus kita perintah sebelumnya.



Bersin adalah respon tubuh yang dilakukan oleh membran hidung ketika mendeteksi adanya bakteri dan kelebihan cairan yang masuk ke dalam hidung, sehingga secara otomatis tubuh akan menolak bakteri itu.

Profesor Termuda di Amerika, Ternyata Orang Indonesia

Nelson Tansu meraih gelar Profesor di bidang Electrical Engineering di Amerika sebelum berusia 30 tahun. Karena last name-nya mirip nama Jepang, banyak petinggi Jepang yang mengajaknya “pulang ke Jepang” untuk membangun Jepang. Tapi Prof. Tansu mengatakan kalau dia adalah pemegang paspor hijau berlogo Garuda Pancasila. Namun demikian, ia belum mau pulang ke Indonesia . Kenapa?

Biografi Nelson Tansu - Profesor Termuda Asal Indonesia di Amerika Serikat

Prof. Nelson Tansu, Ph.D dilahirkan di Medan, Sumatera Utara, tanggal 20 Oktober 1977. Dia adalah anak kedua di antara tiga bersaudara buah pasangan Iskandar Tansu dan Lily Auw yang berdomisili di Medan, Sumatera Utara. Kedua orang tua Nelson adalah pebisnis percetakan di Medan. Mereka adalah lulusan universitas di Jerman. Abang Nelson, Tony Tansu, adalah master dari Ohio, AS. Begitu juga adiknya, Inge Tansu, adalah lulusan Ohio State University (OSU). Tampak jelas bahwa Nelson memang berasal dari lingkungan keluarga berpendidikan. Ia adalah lulusan terbaik SMU Sutomo 1 Medan pada tahun 1995 dan juga menjadi finalis Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI).


Setelah menamatkan SMA, ia memperoleh beasiswa dari Bohn’s Scholarships untuk kuliah di jurusan matematika terapan, teknik elektro, dan fisika di Universitas Wisconsin-Madison, Amerika Serikat. Tawaran ini diperolehnya karena ia menjadi salah satu finalis TOFI. Ia berhasil meraih gelar bachelor of science kurang dari tiga tahun dengan predikat summa cum laude. Setelah menyelesaikan program S-1 pada tahun 1998, ia mendapat banyak tawaran beasiswa dari berbagai perguruan tinggi ternama di Amerika Serikat. Walaupun demikian, ia memilih tetap kuliah di Universitas Wisconsin dan meraih gelar doktor di bidang electrical engineering pada bulan Mei 2003.

Selama menyelesaikan program doktor, Prof. Nelson memperoleh berbagai prestasi gemilang di antaranya adalah WARF Graduate University

Ken Soetanto - Anak Buangan yang Jadi Rebutan


Ken Soetanto - Anak Buangan yang Jadi Rebutan




I decided long ago / Never to walk in anyone's shadow / If I fail, if I succeed / At least I'll live as I believe / No matter what they take from me / They can't take away my dignity

Because the greatest love of all / Is happening to me / I found the greatest love of all / Inside of me

The greatest love of all / Is easy to achieve / Learning to love yourself / It is the greatest love of all

Kutipan lirik lagu The Greatest Love of All di atas, dapat menggambarkan geliat dan pergumulan hati Ken Soetanto, pada saat ia terpaksa harus berhenti bersekolah. Tahun 1965, ketika terjadi gejolak politik, Chung-Chung High School di Surabaya - Jawa Timur ditutup pemerintah. Padahal waktu itu, ia baru duduk di kelas satu SMA.

Maka, selanjutnya ia bekerja di toko milik kakaknya. Sembilan tahun kemudian, akhirnya ia berhasil berangkat ke Jepang untuk melanjutkan sekolah. 


Berbekal semangat belajar tinggi, tekad yang pantang menyerah, serta terus menggenggam erat mimpi-mimpinya, Ken berhasil meraih gelar

DAFTAR TERBARU 10 ORANG TERKAYA DI DUNIA 2011


DAFTAR TERBARU 10 ORANG TERKAYA DI DUNIA 2011

Majalah Forbes Amerika Serikat telah merilis 10 daftar orang terkaya di dunia 2011 pada 10 Maret 2011 lalu, yang disusun berdasarkan penilaian tahunan kekayaan dan asset yang dimiliki.
Daftar yang disusun tahun ini menunjukkan kenaikan jumlah orang kaya, yakni 1.210 orang. Dalam daftar orang terkaya di dunia terbaru 2011 nampak bahwa orang terkaya di dunia masih didominasi orang-orang lama seperti Carlos Slim, Bill Gates, Warren Buffet dan beberapa yang lain. Namun ada pendatang baru yaitu Christy Walton yang merupakan wanita terkaya di dunia dari daftar orang terkaya di dunia 2011
Untuk urutan pertama orang terkaya di dunia 2011 ini masih dipegang oleh Carlos Slim dari Meksiko dengan total kekayaan mencapai USD 74.0 Miliar, naik sebesar USD 20.5 Miliar dari tahun 2010.